petani tembakau lereng gunung Sumbing |
Temanggung terkenal dengan hasil tembakaunya. Aku diajak hunting di sebuah tempat "ladang" tembakau di lereng Gunung Sumbing, sebut saja Herka Yanis. 3 hari menengiap di rumah pak bayan (kadus) setempat. Saat bulan puasa tahun kemarin, bertepatan dengan musing panen tembakau.
Bayangkan saja, jika setelah menikmati santapan buka puasa, tiba-tiba datang 2 sosok manusia, 1 berambut gimbal dan 1 berambut gondrong minta tempat penginapan. Sunguh jadi aparat desa harus bernyali besar, kekekekekeke.Di dalam album ini ada beberapa foto dari boyolali dan wonolelo sebagai pelengkap saja, walau sekiranya masih kurang lengkap.
Teringat dari kontroversi mengenai rokok dan dilemanya. Ternyata hamparan lahan di Temanggung, terutama lereng gunung, dipenuhi dengan tanaman tembakau. Tembakau kualitas super di hasilkan dari lereng tertinggi (Deles), untuk mencapainya aku harus nebeng pick-up yang mengangkut beberapa petani ke 'atas'. Tiap jelang pagi (subuh) di beberapa tempat (rumah), beberapa warga saling membantu untuk proses merajang tembakau hingga proses penjemuran. Ada alat manual "Gobang", ada juga mesin sebagai pengiris daun tembakau yang sudah 'matang". Menurut beberapa pengrajang, hasil manual lebih baik dari pada menggunakan mesin, dikarenan pisau yang digunakan harus kerap kali di asah.
Kehidupan warga dengan budayanya memang sangat terasa, bahkan anak-anak di sana mengunakan bahasa 'krama' untuk berbincang-bincang antar teman bermain. Sungguh luar biasa adat di sana. Mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan dalam 3 tahun terakhir baru "tahun ini" menuai hasil panen tembakau yang maksimal. Kualitas tembakau sangat dipengaruhi oleh proses penjemurannya. Apabila panas matahari cukup, maka hasilnya akan maksimal. Katanya kualitas tembakau dinilai dari tingkat "keharumannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar